Nama : Chlara Maynar Anggi Putri Silawati
NIM :
4117092
Kelas/Semester :
B/6
Prodi/Fakultas :
Sistem Informasi/Sains & Teknologi
UAS EAI
1.
Penggunaan
EAI
Tujuan
utama dalam melakukan integrasi aplikasi atau yang dikenal dengan EAI
(Enterprise Application Integration) adalah untuk menghubungkan applikasi yang
berbeda. Beberapa teknologi yang termasuk dalam EAI seberti
Business-to-Business integration, hub and spoke message broker, enterprise
service bus, legacy integration, portals and mobile integration, dan lain-lain.
Definisi
EAI
atau Enterprise Application Integration merupakan sharing data dan bisnis
proses yang tidak terbatas antara aplikasi dan sumber data yang saling
terkoneksi. Alasan penggunaan EAI adalah untuk memenuhi permintaan perusahaan
untuk sharing data dan bisnis proses tanpa melakukan perubahan aplikasi maupun
struktur data. Dalam menerapkan EAI, dibutuhkan seseorang yang benar-benar
memahami bisnis proses dalam suatu organisasi, karena tidak semua organisasi
memiliki sistem yang sama dan tentu memiliki permasalahan yang berbeda.
Metode
Metode
dalam melakukan integrasi aplikasi dapat menggunakan empat metode, antara lain
data level, application interface level, method level, dan user interface
level.
1. Data
Level
Metode ini merupakan suatu proses, teknik
dan teknologi yang memungkinkan perpindahan data melalui data store/ database
system. Metode ini melakukan ekstraksi data dari satu sistem database, lalu
memproses data tersebut jika diperlukan, dan melakukan updating pada sistem
database yang lain. Data Level EAI digunakan ketika aplikasi tidak menyediakan
APIs atau client interfaces.
Dalam melakukan metode data level EAI,
dibutuhkan pemahaman yang baik terkatir operasional bisnis yang mungkin dapat
mempengaruhi application’s data model. Kelebihan dalam metode ini adalah dapat
meminimalisir biaya dan tidak mengubah code aplikasi. Infrasturktur yang dapat
digunakan dalam metode ini antara lain Distributed DBMS dan ETL Tools dan
contoh proyeknya akan dipublish di postingan selanjutnya.
2. Application
Interface Level
Dalam menerapkan metode ini, seorang
developers dapat menggabungkan (bundle) banyak application secara
bersama dan melakukan sharing logika bisnis dan informasi. Beberapa
packaged application yang sering digunakan antara lain, SAP, PeopleSoft, Baan,
dan lain-lain). Metode ini menggunakan interface untuk mengakses proses dan
data, mengekstraksi informasinya, dan meletakkannya ke dalam suatu format yang
dapat dimengerti oleh target aplikasi dan mengirimkan
informasinya. Infrastruktur yang dapat digunakan pada metode ini
adalah API (Application Programming Interface), dan contoh proyek akan
dipublish di postingan selanjutnya.
3. Method
Level
Pada umumnya, metode ini digunakan ketika
masing-masing aplikasi yang akan diintegrasikan memiliki kesamaaan functional
methods. Misalkan suatu metode unuk melakukan update customer record dapat
diakses oleh berbagai macam aplikasi dan aplikasi tersebut dapat mengakses
metode tersebut tanpa melakukan penulisan ulang (rewrite) masing-masing metode
tersebut. Contoh penerapannya adalah distributed component atau CORBA.
Infrastruktur yang dapat digunakan pada metode ini adalah distributed object/
component framework.
4. User
Interface Level
Metode ini menggabungkan aplikasi dengan
menggunakan user interface (UI) mereka sebagai common point dalam integrasi
atau biasa disebut screen scraping. Metode ini digunakan ketika suatu sistem
tidak memungkinkan untuk dilakukan integrasi melalui data level, aplikasi level
maupun method level. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan ketika
business logic tertanam dalam user interfacenya. Infratruktur yang dapat
digunakan dalam metode ini adalah screen scraper, dan contoh proyeknya akan
dipublish di postingan selanjutnya.
Arsitektur
Terdapat
dua tipe arsitektur yang digunakan saat ini untuk melakukan integrasi aplikasi,
yakni point to point dan middleware. Tipe arsitektur yang pertama yakni point
to point, sistem berkomunikasi secara langsung dengan sistem yang lain.
Keunggulan tipe ini adalah mudah dan cepat dalam implementasi. Kelemahannya,
pendekatan ini hanya dapat digunakan untuk perusahaan yang hanya memiliki
beberapa sistem saja. Jika skala sistem semakin besar dan kompleks, maka
pendekatan point to point tidak cocok untuk diterapkan.
Sebagai
alternatif, perusahaan dapat menggunakan tipe arsitektur kedua yakni
middleware. Tipe arsitektur ini dapat menjadi mediasi antar aplikasi.
Memungkinkan aplikasi untuk menyampaikan message ke yang lain. Sistem dapat
diganti atau ditambah tanpa mengganggu konfigurasi sistem yang lain. Middleware
dapat melakukan routing, transofrming, aggregating, separating dan converting
data. Contoh teknologi middleware yang lama adalah CORBA, sedangkan yang lebih
modern seperti Oracle Service Bus, IBM WebSphere MQ, Oracle Service Bus,
Microsoft BizTalk Server, dan lain-lain. Ada juga yang open source seperti
Jboss, OpenESB, dan lain-lain.
2.
Penerapan
XML
XML (eXtensible
Markup Language) adalah perangkat lunak dan perangkat keras yang independen
untuk menyimpan dan mengirim data. XML adalah bahasa markup seperti halnya HTML yang dirancang untuk
menyimpan dan mengangkut data. XML dirancang untuk bersifat deskriptif sendiri
dan merupakan rekomendasi dari W3C.
3.
Contoh
Penggunaan XML
Berikut
ini adalah beberapa contoh penggunaan XML, diantaranya :
- XML
digunakan untuk membawa data pada API serpti SOAP;
- XML
digunakan untuk membentuk struktur form pada pemrograman desktop seperti
delphi, lazarus, vb, gtk, dll;
- XML
digunakan untuk membuat layout aplikasi android;
- XML
bertugas untuk membentuk struktur proyek pada java yang menggunakan Maven;
- XML digunakan sebagai format file SVG, DOCX, dsb.
4.
Pengertian
Webservice
Web
services adalah mekanisme komunikasi dua aplikasi/mesin terlepas dari
arsitektur dan teknologi yang digaris bawahi. Web service merupakan aplikasi
client-server atau komponen aplikasi untuk komunikasi yang digunakan sebagai metode
komunikasi antara dua perangkat melalui jaringan. Web service termasuk kedalam
sistem perangkat lunak untuk komunikasi antar mesin ke mesin. Web service juga
merupakan kumpulan dari standar atau protokol untuk bertukar informasi antara
dua perangkat atau aplikasi. Pada umumnya ada 2 jenis web services yaitu SOAP
Web services dan RESTful Web services.
5.
Pengertian
JSON
JSON
(JavaScript Object Notation) adalah format pertukaran data yang ringan, mudah
dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan dibuat (generate)
oleh komputer. Fprmat ini dibuat berdasarkan bagian dari Bahasa pemrograman
JavaScript, Standar ECMA-262 Edisi ke-3 – Desember 1999. JSON merupakan format
teks yang tidak bergantung pada Bahasa pemrograman apapun karena menggunakan
gaya Bahasa yang umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#,
Java, JavaScript, Perl, Phyton dll. Karena hal tersebut alasan JSON unggul sebagai
Bahasa pertukaran data.
6.
Contoh
Penggunaan JSON
1.
JSON
sebagai format untuk bertukar data client dan server atau antar aplikasi,
contohnya
: RESTful API.
2.
JSON
sebagai tempat menyimpan data, contohnya : Database MongoDB.
3.
JSON
digunakan untuk menyimpan konfigurasi project, contohnya : file Composer.json
pada project PHP dan package.json pada Nodejs.
4.
JSON
untuk menyimpan konfigurasi dan penyimpanan data pada Hugo.
5.
JSON
digunakan untuk menyimpan konfigurasi project pada Nodejs.
6.
JSON
digunakan untuk menyimpan data menifest, dll.
7.
Contoh
Penggunaan API
1.
Penyedia
API
2.
Facebook
menyediakan API untuk login
3.
Instagram
menyediakan API untuk mencari foto
4.
Google
maps API menyediakan layanan peta digital
5.
dan
masih banyak lagi contoh penggunaan API yang lainnya.
Referensi :
https://flinsetyadi.com/2019/05/memahami-xml-beserta-contoh-penerapannya/
https://www.petanikode.com/xml-untuk-pemula/
https://socs.binus.ac.id/2019/12/26/pengenalan-web-services/
https://www.petanikode.com/json-pemula/
https://sekolahkoding.com/belajar/api